Pesawat Fokker F-27 memiliki sejarah pengabdian yang panjang bersama TNI Angkatan Udara. “Setidaknya sudah selama 35 tahun,” kata Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Dede Rusamsi Kamis 21 Juni 2012. Fokker 27 mulai masuk kekuatan Skuadron II penerbang pada 9 Februari 1977 untuk meneruskan kejayaan TNI AU yang pernah menjadi kekuatan paling disegani di Asia Tenggara.
Dari beberapa sumber diketahui TNI AU mengalami penurunan kemampuan pada awal 1970-an. Pada masa jayanya, TNI AU memiliki alat utama sistem persenjataan (alutsista) udara yang besar dan andal. Kekuatan tersebut cukup menjadi deterrent power bagi negara-negara yang berniat memusuhi Indonesia. Pada era itu, TNI AU juga ikut secara aktif dalam berbagai tugas negara, seperti melaksanakan Operasi Trikora di Irian Barat. baca juga (Lettu Paulus, Penumpang Fokker 27 Yang Masuk ICU)
Baru pada pertengahan 1970-an, TNI AU bangkit kembali secara bertahap. Masuknya beberapa alutsista, seperti pesawat OV-10 Bronco, F-86 Sabre, T-33 Bird, helikopter Puma SA-330, dan Fokker 27, menjadi angin segar setelah beberapa alutsista produk negara Timur mengalami kesulitan dalam spare part-nya.
Fokker 27 besutan perusahan Fokker di Belanda menjadi ujung tombak Skuadron Udara II yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma. Delapan pesawat datang bertahap pada 1976-1977.
Beberapa operasi penting pernah diikuti Fokker 27, misalnya membantu transportasi udara saat awak kabin Garuda mogok terbang pada Januari 1980. Juga saat operasi penyelamatan ketika terjadi insiden tenggelamnya KM Tampomas II di Masalembo pada Januari 1981. baca juga (Foto Pencipta Fokker 27 Anthony Fokker)
Namun kebanyakan tugas pesawat ini sebenarnya untuk latihan. Selain itu, “Untuk mengangkut jarak dekat di wilayah pedalaman,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Hartind Asrin.
Dari situs TNI AU juga banyak tergambar bagaimana pesawat ini digunakan untuk latihan, baik hanya untuk TNI AU sendiri maupun yang gabungan dengan militer negara lain.
Selama dioperasikan Pertamina, F-27 digunakan sebagai pesawat transpor. Mereka membawa penumpang kebanyakan ke Medan, Palembang, dan Sorong. Bahkan, ketika Pengumpulan Pendapat Rakyat di Irian Barat pada 1969, Pertamina juga mengirim F-27, bersama satu DC-3 Dakota.baca juga (Pilot Fokker F-27 Pemain Golf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar