Seluruh dunia keilmuwan bersukacita atas temuan partikel Higgs-Boson pada Selasa, 3 Juli 2012. Peter Higgs, sang penemu teori, menitikkan air matanya kala menyaksikan pembuktian formula yang dirumuskan sejak 48 tahun silam itu. Namun sesungguhnya separuh partikel Higgs-Boson adalah milik Bose. Dia adalah ilmuwan yang hampir terlupakan karena temuan ini.
Siapakah Bose? Satyendra Nath Bose nama lengkapnya, adalah fisikawan asal Bengali yang pertama kali bergulat tentang partikel Tuhan ini. Ia bersama fisikawan fenomenal, Albert Einstein, mempelajari fisika kuantum pada 1920-an.
Pria asal Kalkuta itu pada 1924 menyadari bahwa metode statistik untuk menganalisis perilaku termal gas tidaklah cukup. Dia pun meneliti dan mengirim hasil kajian teorinya tentang statistik kuantum ke jurnal Inggris. Malangnya, tulisan itu ditolak. baca juga Partikel Tuhan hingga Quark
Tak patah arang, Bose mengirimkan kembali ke Einstein. Einstein, sang penemu teori relativitas itu, ternyata setuju dengan pendapat ilmuwan India ini dan mempublikasikannya di jurnal Jerman. Inovasi dari Bose kemudian dikenal sebagai statistik Bose-Einstein, sebuah dasar untuk mempelajari mekanika kuantum.
Einstein melihat bahwa teori dari Bose itu akan membuka jalan untuk penemuan partikel subatomik. Maka dia pun mendeskripsikan dua kelas partikel subatomik dengan nama "boson" dari Bose dan "fermion" dari fisikawan Italia, Enrico Fermi.
Bose lahir pada era kolonialisme di India, 1894. Semasa hidupnya, ia menjadi dosen di Universitas Kalkuta dan Dhaka. Meski banyak Nobel dari teori Boson, ironisnya, Bose justru belum pernah memegang anugerah tertinggi ilmu pengetahuan itu.
Astrofisikawan dari Satyendra Nath Bose National Center untuk Sains Dasar di Kalkuta, Archan Majumdar, menuturkan era Bose hidup membuatnya sulit terkenal. "Kalau saja waktu Bose menemukan teori, India sudah merdeka, maka dia mungkin lebih banyak dikenal," ujarnya. Itu sebabnya ia menilai Bose pun layak menerima Nobel.
Selama ini Bose hanya menerima Padma Vibhushan, penghargaan bagi masyarakat sipil tertinggi kedua di India. Bose meninggal pada 1974. Ia meninggalkan dua putra serta lima putri. Pria yang hidup selama 80 tahun itu tak pernah memaksa keturunannya untuk belajar fisika. baca juga Partikel Tuhan hingga Quark
"Dia bilang kepada kami untuk belajar apa pun yang kami inginkan, tak ada seorang di antara kami yang belajar fisika," kata Rabindranath Bose, putra Bose yang berusia 79 tahun.
Rabindranath menuturkan ayahnya mengagumi dua tokoh dunia. Mereka adalah sastrawan Rabindranath Tagore dan Albert Einstein. Dua foto tokoh itu menggantung di kamar tidur Bose.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar